Suku Kirikiri adalah sebuah suku yang terletak di perbatasan waropen dan Nabire. Untuk mencapai suku ini dapat ditempuh dengan menggunakan pesawat udara yang berhenti pada lapangan udara di Dofo lalu bisa dilanjutkan dengan naik perahu.
Pendidikan di suku kirikiiri tidak ada sejak awal, namun pada tahun 1998 ada seorang missionaris Amerika yang bernama Duane Clouse yang masuk ke suku ini dan bekerja sebagai penerjemah Alkitab dan membuat kamus kata-kata dalam bahasa Kirikiri, namun karena sakit maka ia keluar dari suku Kirikiri dan pulang kembali ke Negara asalnya di Amerika pada tahun 2003, Ia tidak bisa kembali lagi karena kesehatan yang sangat kritis, dan akhirnya pada tahun 2005 ia meninggal dunia.
Setelah itu di tahun 2014, datanglah seorang missionari perempuan berasal dari German bernama Isolde, yang adalah anggota YBI. Ia tinggal selama 2 tahun saja di suku Kirikiri, kemudian dari situlah YBI membuka sebuah sekolah informal unuk dewasa dan anak anak. Dan saat itu sekolah di jalankan oleh seorang guru YBI bernama Iriance. Namun sangat disayangkan karena masalah kesehatannya terganggu karena sakit Malaria, ia kembali ke Jayapura. Kemudian YBI melatih salah satu kaum awan yang punya hati benar benar mau membantu masyarakat setempat, yaitu Penis. Ia bekerja sehari hari sebagai petani, namun tidak terlepas perhatinnya untuk melayani anak dan orang dewasa yang buta huruf dengan menggunakan materi ajar literasi YBI yaitu buku literasi 1 dan 2.
Setelah adanya kerjasama antara YBI dan Wicliff Findland dalam program MTBE (Pendidikan berbasis bahasa ibu), maka ia menggunakan materi ajar YBI di kembangkan dalam bahasa Kirikiri sehingga sangat membantu masyarakat yang memang sama sekali belum bisa membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia. Hal ini membuat masyarakat Kirikir sangat tertarik dan bangga bahwa mereka pun bisa belajar dengan menggunakan bahasa sendiri. Samapi saat ini jumlah murid di sekolah kirikiri ada 30.