Non-Formal

Pada bidang Non Formal ini, YBI menggelar bimbingan bagi masyarakat (kampung) Anak-anak dan Dewasa yang tidak memperoleh Pendidikan sebagaimana mestinya.

Program Literasi yang dijalankan sangat membantu masyarakat kampung untuk mengenal huruf serta bisa mampu untuk membaca kata demi kata. Hal ini dapat kita simak melalui kesaksian seorang tutor YBI yang rela meluangkan waktunya untuk melayani masyarakat kampung. 

Mengapa Ibu Merri bergabung dengan Literasi sejak tahun 1995 ?   Karena saya ingin menggali ilmu pengetahuan tentang literasi (pembelajaran buta aksara) dan mendalaminya dalam menambah pengetahuan saya, sehingga apa yang saya peroleh melalui literasi dapat menolong orang lain melalui pembelajaran kelompok kelompok buta aksara. Masih ada banyak orang di sekitar kota jayapura, bahkan sampai ke daerah pedalaman sekalipun  baik dewasa maupun anak-anak yang masih belum dapat membaca dan menulis karena status ekonomi yang rendah dan kurangnya tenaga pengajar yang mau bersedia dengan sabar mengajar  orang orang yang buta aksara, karena leta wilayah papua yang sulit dijangkau, membuat tenaga pengajar merasa lebih takut untuk pergi ke daerah-daerah terpencil,  sehingga saya merasa sebagai orang papua asli ingin membantu orang-orang papua lainnya agar mereka juga bisa membaca, dan bisa lebih maju dan percaya diri dalam kehidupan bermasyarakat.   Walaupun saya tidak memiliki gelar atau title sarjana  namun dengan ilmu pengetahuan yang saya peroleh selama mengikuti pendidikan literasi dan pengalaman yang saya dapat  saya sangat rindu  untuk melakukan sesuatu melaluinya agar dapat menolong orang lain yang masih buta aksara di kota Jayapura dan daerah-daerah lainnya yang ada di Papua.   Apa saja pengalaman/perasaan  selama ikut literasi ?   Selama mengikuti kelas literasi saya merasa sangat sukacita, dan mendapat banyak ilmu pengetahuan tentang literasi dan melalui kursus-kursus maupun praktek mengajar saya timbul perassan hati saya untuk berhasil  dan bisa mengajar orang-orang yang masih buta aksara. Saya bangga sebagai perempuan papua yang bisa dapat kesempatan berharga belajar di kelas literasi yang mana mempersiapkan diri saya seutuhnya untuk menolong orang lain.itulah yang menjadi kerinduan  hati saya.   Pertama kali ketika saya mulai mengajar kelas literasi, hati saya sangat tergugah melihat keadaan orang-orang dewasa yg buta aksara, namun hati saya juga meresa senang karena apa yang menjadi kerinduan say adapt terlaksana, dari waktu ke waktu saya dapat melihat hasil usaha kerja saya. Ketika saya mendapati mereka mulai membaca, hati saya semakin tergugah untuk terus maju menolong mereka sehingga apa yang menjadi target saya dpt tercapai . Dan dalam kesempatan berikutnya, ybi mulai meperluas daerah pelayanan sampai ke daerah pedalam papua, yang mana sya bersedia untuk pergi mengajar orang-orang buta huruf, saya rela tinggalkan keluarga saya, untuk msuk ke pedalam papua, demi suatu misi yang ada didalam hati saya.   Dari waktu ke waktu hasilnya saya melihat bahwa, sekian banyak orang dewasa yang buta huruf yg mendapat pembelajaran buta aksara bisa melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yg lebih tinggi, bahkan ada yang bisa menjadi pegawai pemerintah, mahasiswa, pendeta, dan lain lain.   Sebagai pengajar sering merasa cape bosan dan ingin berhenti saja karena tidak pernah ada kunjungan dari orang lain . pekerjaan ini di anggap bodoh, kenapa harus mengajar orang-orang yang sudah tua. Tetapi dalam hati saya ada dorongan yang kuat yang membuat saya terus menolong orang lain adalah saya merasa benar-benar terpanggil untuk membuat orang berubah. Sekalipun saya sendiri terbatas. Dengan pengalaman yang saya belajar dari kursus literasi ada pengetahuan yang bertambah bagi saya.   VISI Ibu Merri : Saya ingin melihat orang-orang papua yang tertinggal  dunia pendidikan karena lemah status ekonomi dapat maju bersama dengan mereka yang sudah menikmati pendidikan.Saya ingin melihat mereka yang ada di kampong kampong maju bersama ada senyum di wajah mereka . itu satu kerinduan dalam hati saya sebagai perempuan papua Belajar bukan sampai disini saja tetapi belajar sampai tua. Menolong orang lain bukan hanya belajar baca, tulis tetapi dengan mengajar ketrampilan-ketrampilan kesehatan usaha kecil untuk merubah ekonomi keluarga. Literasi dapat diteruskan sampai saya melihat banyak orang tersenyum dan terlepas dari beban hidup walaupun tidak 100% Belajar membaca supaya bisa membaca alkitab sendiri dan merasakan apa yang tertulis dalam alkitab bahwa tuhan mengasihi semua orang semua bangsa. Semoga melalui literasi yang dijalankan oleh YBI dapat bermnafaat bagi masyarakt terpencil , yang buta huruf bisa membaca dan maju lagi untuk membangun tanah Papua.   Merri  Modouw